Minggu, 11 September 2011

Segmentasi - Targeting - Positioning (STP)

Dalam praktek manajemen pemasaran dikenal adanya istilah STP atau singkatan dari segmentation, targeting dan positioning. Kita akan mencoba membahasnya secara renyah disertai dengan contoh aktual.
Untuk mencapai hasil pemasaran yang optimal, kita pertama kali harus terlebih dahulu melakukan segmentasi pasar atas produk yang akan kita jual. Segmentasi pasar pada intinya membagi potensi pasar menjadi bagian-bagian tertentu; bisa berdasar pembagian demografis; berdasar kelas ekonomi dan pendidikan ataupun juga berdasar gaya hidup (psikografis).

Dalam hubungan ini Kotler (1995) mengklasifikasikan jenis-jenis variabel segmentasi sebagai berikut:
1.Segmentasi GeografiSegmentasi ini membagi pasar menjadi unit-unit geografi yang berbeda, seperti negara, propinsi, kabupaten, kota, wilayah, daerah atau kawasan. Jadi dengan segmentasi ini, pemasar memperoleh kepastian kemana atau dimana produk ini harus dipasarkan.
2. Segmentasi Demografi
Segmentasi ini memberikan gambaran bagi pemasar kepada siapa produk ini harus ditawarkan. Jawaban atas pertanyaan kepada siapa dapat berkonotasi pada umur, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, siklus kehidupan keluarga seperti anak-anak, remaja, dewasa, kawin/ belum kawin, keluarga muda dengan satu anak, keluarga dengan dua anak, keluarga yang anak-anaknya sudah bekerja dan seterusnya. Dapat pula berkonotasi pada tingkat penghasilan, pendidikan, jenis pekerjaan, pengalaman, agama dan keturunan
misalnya: Jawa, Madura, Bali, Manado, Cina dan sebagainya.
3. Segmentasi Psikografi
Pada segmentasi ini pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan:
a. Status sosial, misalnya: pemimpin masyarakat, pendidik, golongan elite, golongan menengah, golongan rendah.
b. Gaya hidup misalnya: modern, tradisional, kuno, boros, hemat, mewah dan sebagainya.
c. Kepribadian, misalnya: penggemar, pecandu atau pemerhati suatu produk.
4. Segmentasi Tingkah LakuSegmentasi tingkah laku mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Banyak pemasar yakin bahwa variabel tingkah laku merupakan awal paling baik untuk membentuk segmen pasar.
Segmentasi perilaku dapat diukur menggunakan indikator sebagai berikut (Armstrong, 1997):
Pembagian segmen yang paling lazim dilakukan adalah berdasar kelas sosial ekonomi. Sebagai misal, pembagain yang sering dilakukan adalah membagi lapisan pasar menjadi empat kelas : misal kelas C (kelas ekonomi rendah), kelas B (menengah), dan kelas AB (menengah atas) dan kelas A (golongan atas). Sebagai misal, produk kartu ponsel Esia yang murah meriah cenderung ditujukan untuk golongan B dan golongan C. Sementara produk mobil mewah seperti BMW atau produk tas Gucci ditujukan untuk segmen kelas atas.
Setelah segmentasi atas produk telah ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah melakukan targeting atau membidik target market yang telah kita pilih dalam analisa segmentasi pasar. Dalam hal ini tentu saja serangkaian program pemasaran yang dilakukan harus pas dengan karakteristik pasar sasaran yang hendak kita tuju. Sebagai misal produk-produk tas dan sepatu mewah seperti dengan merk Gucci atau Louis Vuitton, maka mereka selalu memilih mal kelas atas seperti Plaza Senayan dan Pacific Place untuk membuka outletnya; dan bukan di mal kelas menengah seperti Plaza Jatinegara. Hal diatas dilakukan agar kegiatan promosi peasaran yang dilakukan pas dan tepat sasaran dengan segmen pasar yang ditujunya.
Selain targeting, maka langkah berikutnya adalah melakukan positioning produk. Langkah ini artinya adalah menciptpakan keunikan posisi produk dalam benak atau persepsi pelanggan potensial yang akan dibidik. Mobil mewah BMW selalu mencitrakan dan memposisikan dirinya sebagai kendaraan mewah nan elegan. Pada sisi lain Esia selalu mencoba memposisikan dirinya sebegai produk rakyat kebanyakan yang murah dan tersedia dimana-mana.
Positioning yang pas ini menjadi sangat penting, sebab dengan begitu mereka bisa meraih simpati dalam benak pelanggan. Dan selanjutnya hal ini bisa mendorong mereka untuk melakukan pembelian produk yang ditawarkan.

Minggu, 04 September 2011

Promotion Mix

 Promotion mix merupakan gabugan dari berbagai jenis promosi yang ada untuk suatu produk yang sama agar hasil dari kegiatan promo yang dilakukan dapat memberikan hasil yang maksimal
Promotion mix dilakukan dalam lima bentuk usaha pemasaran, yaitu :
1) Advertising (Iklan)
2) Sales Promotion (Promosi Penjualan)
3) Public Relations (Hubungan Masyarakat)
4) Personal Selling (Penjualan Langsung)
5) Direct Marketing (Pemasaran Langsung)


 Disini saya akan mencoba menganalisa suatu perusahaan yang menggunakan promotion mix untuk memasyarakatkan produknya dan meningkatkan penjualannya. Perusahaan yang akan saya analisa yaitu perusahaan minuman TEH BOTOL SOSRO.




 PT SINAR SOSRO berdiri pada tahun 1974, PT SINAR SOSRO merupakan perusahaan minuman teh siap minum dalam kemasan botol yang pertama di Indonesia dan di dunia. Salah satu produk unggulan PT. SINAR SOSRO adalah Tehbotol Sosro kemasan botol beling atau sering disebut RGB (Returnable Glass Bottle).
 Produk ini sudah dikenal oleh semua golongan masyarakat, khususnya di Indonesia. Tehbotol Sosro memiliki slogan yang sudah tidak asing lagi ditelinga konsumennya, yaitu "apapun enaknya minumnya Tehbotol Sosro".


 Ada Beberapa macam promosi yang dilakukan oleh PT SINAR SOSRO untuk memasyarakatkan produknya, khususnya Tehbotol Sosro:


  1. Promosi dengan menyelenggarakan event

 Didalam memasyarakatkan produknya, Tehbotol Sosro mengadakan beberapa event antara lain dengan aktivitas Promo ATL (Above The Line) dan Promo BTL (Below The Line), acara buka bersama tiap tahunnya, mengadakan launching event dibeberapa negara dll.  
 Itu semua merupakan salah satu strategi market yang dilakukan perusahaan Tehbotol Sosro didalam menggaet konsumen.

2. Promosi dengan menggunakan film

Tehbotol Sosro Present "Film 3D SAGA"
SAGA Film 3D Stereoscopic karya anak bangsa pertama di Indonesia.
Tehbotol Sosro dengan bangga mempersembahkan Film Animasi SAGA yakni Film tentang Jagoan cilik pemberantas kejahatan bernama SAGA. 
Selain Menonton Film 3D SAGA, juga akan mendapatkan harga Special Tehbotol Sosro dan hadiah seru Action Figure. Dengan adanya Tehbotol Sosro mempersembahkan Film Animasi SAGA, itu sebagai strategi market untuk menggaet konsumen namun disini lebih fokus pada kalangan anak-anak.